Header Ads

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI FUNGSI IBADAH DALAM KELUARGA

Oleh: Daniel Tanone, M.Pd.K
(Guru Agama Kristen  SMAN 1 Kupang Barat)

Pelajaran agama Kristen merupakan salah satu mata pelajaran wajib sesuai dengan Kurikulum 2013 (K13). Pelajaran ini dimaksudkan demi peningkatan potensi spiritual siswa, pembentukan diri siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta menghasilkan siswa yang berahklak mulia. Hasil lokakarya strategi Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Indonesia tahun 1999 mengungkapkan bahwa hakikat Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara continue dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa, agar dengan pertolongan Roh Kudus siswa dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Pemahaman dan penghayatan akan kasih Tuhan dalam diri Yesus ini dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan sesamanya maupun dengan alam sekitar.
Dalam pelajaran agama Kristen terdapat materi “Fungsi ibadah dalam Keluarga”. Meteri ini mengangkat pentingnya ibadah dalam keluarga demi peningkatan iman serta karakter kepribadian anak dalam keluarga. Selain itu, materi ini menyadarkan siswa akan pentingya peran keluarga dalam proses pertumbuhan iman serta ketaqwaannya terhadap Tuhan yang Maha Esa. Hal ini merujuk pada keluarga sebagai tempat dimana iman, ketaqwaan, serta nilai-nilai keagaaman anak pertama kali tumbuh dan berkembang.
Walaupun pelajaran agama Kristen dengan materi-materinya memiliki tujuan yang amat mulia sebagaimana diutarakan di atas, namun ada begitu banyak hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajarannya. Salah satu hal yang menjadi penghambat suksesnya pelaksanaan pelajaran ini, ialah rendahnya motivasi siswa untuk mempelajari pelajaran agama Kristen. Dalam hal ini para siswa terlihat kurang bersemangat mengikuti pelajaran agama Kristen dan bahkan terkesan kurang bergairah untuk mempelajari berbagai materi yang ada. Selain itu, ditemukan beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh terhadap pelajaran ini. 
Melihat pentingnya pelajaran agama Kristen bagi para peserta didik dan rendahnya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran agama Kristen, maka penulis sebagai seorang guru Agama di SMA Negeri 1 Kupang Barat mencoba mengimplementasikan Model Pembelajaran Discovery Learning (MPDL), secara khusus pada materi “Fungsi ibadah dalam keluarga”. Penulis melihat bahwa Model Pembelajaran Discovery Learning (MPDL) merupakan salah satu model pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan materi ajar fungsi ibadah dalam keluarga, demi membangun hidup rohani dalam keluarga. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari tahu tentang suatu permasalahan dan menemukan solusinya berdasarkan pada hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri. Melalui proses tersebut, para peserta didik memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dan memecahkan persoalan yang relevan.
Ada beberapa langkah MPDL dalam skenarion pembelajaran. Langkah pertama adalah stimulation (memberi simulasi), dimana guru memberi simulasi untuk diamati siswa agar siswa memperoleh pengalaman belajar melalui membaca, mengamati situasi atau pun gambar. Langkah kedua ialah problem statement (mengidentifikasi masalah). Langkah problem statement merujuk pada kegiatan siswa dalam menemukan permasalahan yang dihadapi, sehingga siswa diberi kesempatan untuk bertanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah. Langkah selanjutnya, yakni data collecting (mengumpulkan data) memberi kesempatan bagi siswa untuk mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan siswa untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah apabila satu alternatif mengalami kegagalan. (Materi diklat: Direktorat Sekolah Menengah Atas, 2015).  
Langkah-langkah di atas memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan langkah-langkah MPDL dalam materi “Fungsi ibadah dalam keluarga”, diharapkan motivasi siswa terhadap pelajaran agama Kristen semakin meningkat. Harapan akan peningkatan motivasi ini sangat besar, sebab dalam model pembelajaran ini, siswa secara aktif terlibat di dalamnya dan secara aktif pula mencari solusi dari persoalan yang ada berkaitan dengan fungsi ibadah dalam keluarga. Selain itu, dengan penerapan MPDL, karakter siswa secara tidak langsung dibentuk untuk semakin menghayati nilai-nilai kehidupan yang ada melalui permasalahan dan solusi yang mereka temukan pada fungsi ibadah dalam keluarga.

Sebagai sebuah pelajaran wajib di sekolah, pelajaran agama Kristen perlu dilaksanakan secara baik. Hal tersebut berkaitan dengan perannya yang demikian besar dalam proses pembentukan iman dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan serta proses pembentukan kepribadian siswa. Hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran, seperti rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran agama Kristen dapat diatasi dengan penerapan berbagai model pembelajaran yang ada. Salah satu model pembejalaran yang relevan untuk pembelajaran agama Kristen, secara khusus untuk materi “Fungsi ibadah dalam keluarga” adalah Model Pembelajaran Discovery Learning. Melalui penerapan model pembelajaran ini, siswa secara atif terlibat dalam proses penemuan masalah serta solusi dari permasalahan tersebut. Dengan demikian proses pembelajaran dapat terjadi dan dialami sendiri oleh siswa demi peningkatan iman serta karakter kepribadiannya. 

Sumber: arsip Media Pendidikan Cakrawala NTT

Tidak ada komentar