Header Ads

PELAJARAN KETRAMPILAN: PELAJARAN SARAT MANFAAT

Dra. TRIFINA YOVITA PRIHATIN
(Guru SMAN 1 Atambua)

Keterampilan merupakan kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Pengertian ini mengandung arti bahwa tidak semua hal yang dilakukan oleh seseorang dapat dikatakan sebagai keterampilan, sebab pada dasarnya keterampilan memiliki kriteria penilaian khusus. Misalnya, seorang siswa yang setiap hari ke sekolah pkl 6.30 tidak dapat dikatakan terampil, karena hal tersebut merupakan rutinitas harian siswa tersebut berdasarkan aturan yang ada di sekolah. Tetapi apabila siswa tersebut dapat merangkai kardus bekas menjadi pot bunga yang indah dalam waktu singkat, maka ia dapat dikatakan terampil, sebab ia mampu menghasilkan sebuah karya seni dalam tempo yang singkat.
Soemarjadi, dkk (1991: 2) menegaskan bahwa seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu secara benar tetapi lamban tidak dapat dikatakan terampil. Dengan demikian, keterampilan jelas membutuhkan kecerdasan kognitif dan kecerdasan aksi karena keterampilan adalah hasil dari kecerdasan ide dan kecepatan aksi dalam menghasilkan sesuatu.
SMA Negeri 1 Atambua memberi perhatian khusus pada bidang keterampilan. Berdasarkan kesepakatan para guru, pelajaraan keterampilan diberikan sesuai program studi. Pelajaran keterampilan untuk program Ilmu Alam dikaitkan dengan biologi lingkungan, misalnya pengolahan limbah, budidaya tanaman, dan pengolahan pangan. Pelajaran keterampilan di program Ilmu Sosial berfokus pada kemahiran siswa mengusai akuntansi. Sedangkan Ilmu Bahasa memfokuskannya pada penguasaan bahasa jerman.
Keterampilan pada program IPA diberikan dalam bentuk teori dan praktek. Demi membangkitkan motivasi siswa pada saat pelajaran, penulis menjelaskan analisis produksi dengan harapan bahwa setelah mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh, siswa termotivasi mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Di sisi lain, praktek dibagi atas praktek wajib dimana siswa harus melakukan sesuatu sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan praktek bebas yang merujuk pada unjuk kerja yang dilakukan siswa sesuai dengan pilihan pribadi.
Dalam proses pelaksanaan pelajaran ini, baik dalam bentuk teori maupun praktek, ditemukan beberapa hal yang menjadi penghabat proses pembelajaran. Hal-hal tersebut misalnya kondisi kelas yang gaduh, kurangnya perhatian siswa, bahkan ada sikap acuh tak acuh terhadap pelajaran ini. Hal-hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kurangnya alat dan bahan, kurangnya minat terhadap pelajaran ini, dan pendapat para siswa yang menilai bahwa pelajaran ini tidaklah penting jika dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Para siswa kurang menyadari bahwa dengan mengkuti pelajaran ketrampilan, aspek koognitif dan pisikomotorik siswa diasah secara baik.
Berdasarkan fakta di atas, dilakukan beberapa solusi sebagai langkah pemecahan masalah. Solusi yang dilakukan adalah mengubah metode pembelajaran ceramah menjadi pembelajaran kelompok dan penugasan kelompok. Para siswa dibagi ke dalam kelompok agar efektif menerima pelajaran ini. Di dalam kelompok, para siswa merasakan peranan dan tanggung jawabnya masaing-masing. Selain itu, sebagai guru yang memiliki tanggung jawab mempersiapkan siswa agar terampil, kreatif, dan inovatif, penulis tidak hanya berkonsentrasi pada penjelasan teori, tetapi juga bekonsentrasi membimbing dan mendampingi siswa pada saat praktek. Melalui solusi ini, para siswa terlihat sangat aktif dan antusias menyimak pelajaran serta menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan baik.
Keaktifan para siswa dalam mengikuti pelajaran keterampilan sesungguhnya memberikan sebuah nilai plus bagi dirinya. Apabila siswa memiliki keterampilan yang memadai, siswa tersebut dapat memanfaatkan keterampilan yang dimilikinya demi menghidupi dirinya sendiri. Melalui keterampilan, sesungguhnya permasalahan klasik seperti kurangnya siswa SMA yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi akibat ketidaksanggupan membayar biaya kuliah dapat teratasi. Siswa dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis sebagai bekal baginya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. 
Siswa yang menguasai pelajaran keterampilan pun dapat menjadikan hal-hal yang ia peroleh dalam pelajaran ini sebagai modal baginya untuk memasuki dunia kerja. Hal ini dilatarbelakangi oleh kurangnya lapangan kerja yang ada saat ini serta rumitnya syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat masuk ke dunia kerja tertentu. Siswa yang dapat menguasai keterampilan tertentu dapat membuka lapangan kerjanya sendiri berdasarkan keterampilan yang ia miliki, bahkan ia dapat turut mengambil bagian dalam upaya penurunan angka pengangguran di negeri ini.

Pada dasarnya pelajaran keterampilan yang diajarkan di sekolah merupakan sebuah upaya untuk menghasilkan siswa yang dapat mengerjakan sesuatu secara cepat dan benar berdasarkan ide-ide kreatif yang dimiliknya. Hambatan yang ditemukan di dalam proses pembelajaran dapat diatasi secara baik dengan mengubah metode pembelajaran dari metode ceramah menjadi metode pembelajaran kelompok dan metode penugasan kelompok. Perubahan ini membuat para siswa semakin termotivasi dan sangat aktif terlibat dalam mempelajari pelajaran keterampilan, sehingga siswa dapat memiliki bekal keterampilan dalam dirinya sebagai modal baginya untuk terus berkarya sepanjang hidupnya. 
Contoh hasil karya pengolahan limbah siswa- siswi SMA N 1 Atambua

Sumber: arsip Media Pendidikan Cakrawala NTT

Tidak ada komentar