Header Ads

PENGGUNAAN TEKNIK MENGHAYAL ANGKA PADA MATA PELAJARAN KIMIA DALAM MATERI LAJU REAKSI

IRAWATI, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Kimia
SMA Negeri Santian Kecamatan Santian Kabupaten TTS

Pendidikan merupakan proses pembelajaran ilmu, mental, dan sikap yang dijalankan dalam wadah berbasis sekolah dengan tujuan menghasilkan siswa yang mampu berkompetisi di zaman globalisasi. Untuk menghasilkan siswa yang kompeten, guru dituntut untuk memiliki pola pemelajaran yang bervariasi termasuk pada mata pelajaran Kimia. Kimia menurut Thomson (1897) merupakan cabang ilmu pendidikan yang berhubungan dengan ciri-ciri, struktur, komposisi dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari beserta reaksinya. Sedangkan angka adalah simbol yang digunakan pada bilangan dalam perhitungan. Keduanya, Kimia dan angka, sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.
Di SMA Negeri Santian kelas XI IPA, khusunya dalam mata pelajaran kimia, saya menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan menghitung bilangan pecahan untuk menyelesaikan perhitungan laju reaksi. Kesulitan itu diakibatkan oleh rendahnya minat belajar dan persepsi yang keliru (momok yang menakutkan) di kalangan siswa. Rendahnya minat belajar kimia terlihat dari siswa yang asik sendiri, hanya duduk diam, bahkan ada yang mengantuk ketika guru menjelaskan materi laju reaksi yang berhubungan dengan bilangan pecahan. Contoh sederhana soal laju reaksi itu sebagai berikut:
Diketahui data reaksi 02 yang bereaksi dengan NO2 diperoleh data

2 NO (g) + 02 (g)          ---->         2 NO2 (g)
No
( NO) awal M
(O2) awal M
Laju reaksi
1
0,10
0,10
0,117
2
0,20
0,10
0,468
3
0,30
0,10
1,054
4
0,30
0,20
2,107

Dari data di atas, tentukan orde reaksi terhadap No!
Persoalan ini sebegitu sulitnya bagi siswa sehingga siswa lebih banyak pasif dan mengharapakn guru yang menyelesaikannya. Karena itu, satu strategi yang dianggap mampu meningkatkan minat belajar siswa dalam menghitung laju reaksi pada pelajaran kimia adalah kooperatif tipe JIGSAW dengan metode menghayal angka.
Menurut Sanjana (2006), pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW  dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam memecahkan masalah secara berkelompok dengan pola metode menghayal angka pada perhitungan laju reaksi.  Model pembelajaran ini berdampak positif terhadap pemahaman, cara menghitung, motivasi siswa, serta meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas. Kelebihan dari model ini adalah dapat menumbukan sikap kerjasama dan kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah dan siswa dituntut untuk lebih saling terbuka dalam menyelesaikan permasalahan secara bersama bukan satu orang saja yang aktif (ketua kelompok).
            Pada pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, guru membentuk kelompok belajar (setiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang), lalu membentuk kelompok ahli dari setiap perwakilan yang mampu menghitung angka laju reaksi menggunakan model penerapan menghayal angka, sehingga setiap anggota kelompok saling bergantung dengan temannya sendiri, yang menciptakan keberhasilan kelompok.
            Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran tersebut; Fase pertama: Guru menyampaikan materi tentang laju reaksi berupa motivasi dan tujuan dari pembelajaran sehingga menumbuhkan minat belajar menghitung dengan penerapan metode menghayal angka.
Fase kedua: Materi disajikan secara singkat, padat dan jelas disertai beberapa contoh soal beserta penyelesaiannya dengan mendemonstrasikan menghayal angka pada perhitungan laju reaksi.
 Fase ketiga: Guru memberikan pertanyaan umpan balik agar siswa menyelasaikan dalam kelompok–kelompok belajar. Pada fase ini, guru membantu pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan perhitungan laju reaksi sehingga siswa mengeluarkan pendapat secara heterogen yang berbau akademik dalam kelompok.
Fase keempat: Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan/mempresentasekan hasil perhitungan laju reaksi dengan metode penerapan menghayal angka tanpa mencakar di atas kertas.
Fase kelima: Guru menyempurnakan dan memberikan penguatan untuk menyimpulkan penyelesaian perhitungan bilangan pecahan laju reaksi dengan metode menghayal angka, selanjutnya memberikan pos tes untuk mengetahui tingkat  pemahaman siswa pada mata pelajaran kimia materi laju reaksi.

            Dari model kooperatif tipe JIGSAW dan metode mengahayal angka pada pembelajaran kimia, dapat disimpulkan bahwa mode pembelajaran ini mampu meningkatkan minat berhitung peserta didik yang tercermin dari hasil evaluasi proses dan mencapai ketuntasan sesuai kriteria kompetensi dasar laju reaksi yang diajarkan.

Sumber: arsip Media Pendidikan Cakrawala NTT

Tidak ada komentar