PENGUASAAN MATERI KLASIFIKASI MAHKLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN “POHON KLASIFIKASI”
Maksimus
Masan Kian, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Lewolema, Flotim
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas ) Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa, pembelajaran
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Karena
itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah.
Menurut pengamatan dan
data yang penulis himpun di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lewolema,
Desa Painapang Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur, antusiasme siswa terhadap
mata pelajaran IPA belum maksimal. Indikasi
ini terlihat pada data hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) Tahun Ajaran 2015/
2016 pada kelas VIIa, dimana total jumlah siswa yang mengikuti UTS sebanyak 30
siswa, namun yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni
75, hanya 17 siswa. Sementara 13 siswa
lainnya mendapat nilai dibawah KKM.
Hasil ini, menunjukan ada
masalah dalam pembelajaran. Refleksi saya sebagai guru menemukan beberapa hal
diantaranya:
Pertama Kurangnya Media
Pembelajaran. SMP Negeri 1 Lewolema sebagai sebuah Unit Sekolah Baru (USB) saat
ini masih memiliki banyak kekurangan fasilitas pembelajaran. Salah satunya
adalah media pembelajaran. Sementara pelajaran IPA mutlak memerlukan media
pembelajaran dalam membantu siswa memahami sebuah materi.
Kedua, Pembelajaran dengan
Metode ceramah. Di saat sekolah ketiadaan media pembelajaran, metode ceramah
menjadi alternatif ‘minus maklum’ untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Refleksi saya sebagai guru, ceramah berlalu begitu saja, resapan materi ke
siswa sangatlah minim. Guru seakan menjadi satu – satunya pusat belajar, dan
siswa berperan pasif dalam proses ini.
Dua kendala yang
digambarkan diatas, bagi penulis sangat berpengaruh pada proses pembelajaran di
kelas, yang kemudian berdampak pada hasil dan prestasi belajar. Sebagai guru,
kendala yang dialami ini, perlu dicarikan solusinyanya. Solusi diharapkan,
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai sebuah materi pembelajaran.
Dalam meningkatkan
penguasaan materi klasifikasi mahkluk hidup pada siswa kelas VIIa SMP Negeri 1
Lewolema, Penulis menggunakan ‘Pohon Klasifikasi’. ‘Pohon Klasifikasi ‘
diartikan sebagai sebuah ‘pohon buatan’ yang dibuat oleh siswa bersama guru,
dimana pada daun – daun pohon tersebut dicatat inti- inti materi sesuai dengan
indikator yang dipelajari pada materi klasifikasi mahkluk hidup. Bahan dan alat yang digunakan dalam membuat ‘pohon
klasifikasi’ terdiri dari kertas karton, bufalo beberapa warna, kertas HVS, guntingan
gardus bekas, gunting, Spidol warna,dan bolpoint.
Adapun langkah- langkah
dalam membuat ‘pohon klasifikasi dan menggunakannya dalam pembelajaran sebagai
berikut: Pertama, siswa dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 5 orang. Pembagian kelompok dengan melihat perimbangan kemampuan
siswa berdasarkan prestasi siswa pada UTS. Kedua, siswa yang sudah dibagi dalam kelompok masing-masing memilih ketua
kelompok sebagai koordinator di kelompok. Ketiga, masing-
masing kelompok diberikan kesempatan 45 menit untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka yakni membuat ‘pohon klasifikasi’. Langkah –langkah pembuatan ‘pohon
klasifikasi’, antara lain: Langkah pertama, kertas karton digunting dan
ditempelkan pada potongan gardus. Langkah kedua, siswa mengambar sebuah pohon
dengan cabang – cabang tanpa daun. Langkah ketiga, kertas HVS dan bufalo digunting
menyerupai daun, kemudian ditempelkan pada dahan dan ranting pohon tersebut. Langkah
keempat, pada
setiap daun, dituliskan inti- inti materi sesuai dengan indikator dalam
pembelajaran. Langkah kelima, setelah menyelesaikan ‘pohon
klasifikasi, masing- masing perwakilan kelompok mempersentasikan hasil karyanya
di depan kelas. Langkah keenam, selanjutnya dilakukan dialog antar
kelompok. Langkah ketujuh,
guru
dan siswa membuat kesimpulan dalam pembelajaran. Langkah kedelapan, karya siswa yang terbaik
ditempelkan dalam kelas sebagai media pembelajaran.
Cara pembelajaran ini
ternyata memberikan hasil yang positif. Isi materi pembelajaran tentang
klasifikasi mahkluk hidup yang tergolong sulit, mampu dikuasai oleh siswa
secara baik. Siswa menunjukan sikap senang dan sangat menghargai karya hasil
mereka sendiri, yang kemudian dijadikan sebagai media pembelajaran. Hasil
ulangan harian untuk materi klasifikasi mahkluk hidup menunjukan bahwa pemanfaatan
‘pohon klasifikasi’ mampu meningkatkan penguasaan materi klasifikasi mahkluk
hidup. Data hasil ulangan siswa materi klasifikasi mahkluk hidup menunjukan hasil
yang memuaskan. Total 30 siswa yang mengikuti ulangan, nilai 27 siswa diatas KKM, dan dari 27 siswa
ini, terdapat 11 siswa mencapai nilai sempurna, dan hanya 3 siswa saja yang
mendapat nilai dibawah KKM.
Penulis dapat
menyimpulkan bahwa, media pembelajaran sederhana, yang terbuat dari bahan-bahan sederhana di sekitar lingkungan
kita, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Semoga cara ini, dapat dicoba
lagi untuk meningkatkan hasil belajar pada sekolah lainya. (*)
Sumber: arsip Media Pendidikan Cakrawala NTT
Post a Comment