Header Ads

PENGARUH TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK

Agnes Bupu, S.Pd
Guru SDI Nirmala, Golewa

Perkembangan zaman ditandai dengan perubahan dan mobilitas yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimplikasi pada berbagai bidang kehidupan manusia. Produk-produk teknologi tersebut lalu memudahkan dan  mempercepat kinerja manusia serta menyediakan tempat bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia.
Televisi merupakan salah satu produk teknologi yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kehadiran televisi mampu menjawab kebutuhan manusia akan informasi dan hiburan. Dengannya manusia dapat mengakses berbagai informasi dari berbagai belahan dunia. Berbagai kejadian dari satu belahan dunia dapat diakses oleh manusia dari belahan dunia lain. Televisi juga menjadi hiburan di waktu senggang. Berbagai tayangan yang bersifat menghibur yang diproduksi di satu tempat dapat dinikmati oleh orang-orang dari tempat lain berkat kehadiran televisi. Karena itu, dapat dikatakan secara umum bahwa televisi menjadi jembatan bagi manusia dalam menjelajahi dunia dan menjadi penghibur di saat-saat santai.
Berbagai program entah itu yang bersifat memberi pengetahuan, menghibur, atau mendidik para penonton ditayangkan setiap waktu oleh stasiun-stasiun televisi lokal, nasional maupun internasional. Penonton televisi adalah manusia dari berbagai kategori usia dari anak-anak, orang dewasa sampai orang tua.
Pada zaman ini, televisi telah merebut sebagian besar perhatian anak-anak. Televisi sangat digemari oleh anak-anak karena televisi menyampaikan informasi melalui suara dan gambar sekaligus (audiovisual). Televisi sekarang telah menjelma sebagai sahabat yang aktif mengunjungi anak–anak. Bahkan di lingkungan keluarga yang orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah, televisi dijadikan sebagai hiburan, sekaligus sebagai  pengganti peran orang tua dalam mendampingi keseharian anak-anak.
Dwyer (dalam Anwas:2008) mengatakan, televisi sebagai media audiovisual mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu  membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari  layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan.
Dengan demikian bagi anak–anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, kemungkinan besar akan mengikuti (meniru) acara  televisi yang dinontonnya. Merupakan sesuatu yang sangat positif jika acara yang ditonton adalah acara edukatif dan yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Program televisi seperti kuis untuk anak usia sekolah, dialog, wawancara,  ataupun film-film animasi yang berisi tokoh-tokoh inspiratif jelas akan memberi pengetahuan positif dan menanamkan dalam diri anak sikap, perilaku dan kebiasaan yang baik. Di sini, daya nalar (kognitif) anak akan diasah dan akan memberi dampak yang besar pada perkembangan belajar anak ke depan. Selain itu, anak juga dapat belajar perilaku toleransi, empati, rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan anti kekerasan,.
Namun bila anak lebih banyak menyaksikan acara infotainment, sinetron yang cenderung mengedepankan aspek bisnis (rating) ketimbang logika dan kemanusiaan, acara-acara yang berbau kekerasan, dan penyimpangan perilaku sosial, maka kita perlu khawatir. Karena kemungkinan besar anak akan tumbuh menjadi pribadi yang agresif, suka menentang orang tua atau guru, malas, bermental instant, lebih mengutamakan hasil daripada proses, yang pada akhirnya bermuara pada menurunnya hasil belajar dan pengabaian nilai-nilai moral dan budaya.

Kondisi ini perlu direspon secara serius oleh guru dan orang tua sebagai sosok yang paling penting dalam perkembangan belajar anak. Oleh sebab itu, guru dan orang tua harus dapat berkolaborasi dalam menyikapi pengaruh televisi terhadap perkembangan belajar anak. Pertama, orang tua harus pintar memilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, misalnya sinetron tentang  percintaan. Kedua, orang tua harus memilih acara yang cocok ditonton anak dan sebaiknya mendampingi anak saat menonton agar acara yang ditonton dapat  terkontrol. Orang tua dapat mengajak anak membahas apa yang ada di televisi dan membuat dia mengerti konteks yang ada di televisi dan kenyataan yang ada di sekitarnya. Ketiga, orang tua juga harus membuat jadwal menonton televisi sehingga anak tidak terkesan menonton televisi sepanjang hari. Orang tua juga harus membuat batasan waktu nonton televisi bagi anak-anaknya agar tugas pokok anak (belajar) tidak terabaikan. Keempat, guru harus sering memberikan tugas rumah agar anak tidak terbiasa menghabiskan waktunya di depan televisi. Bila orang tua dan guru mampu melakukan ini maka niscaya anak-anak kita akan menjadi pribadi yang cerdas dan bermoral (juga) berkat kehadiran televisi(*)

Sumber: arsip Media Pendidikan Cakrawala NTT

Tidak ada komentar