Belajar Kimia itu Mudah dan Menyenangkan
Ketut Ardita, S.Pd.,
Gr.
Guru Kimia SMAN 1 Pahunga Lodu,
Sumba Timur
Kimia termasuk salah
satu rumpun IPA yang dibangun atas dasar proses, produk dan sikap ilmiah. Di samping
itu sebagai ilmu sains, Kimia juga memiliki karakteristik khusus yang
membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.
Menurut Rumansyah
(2002: 172) ilmu Kimia sebagai ilmu sains, memiliki 5 karakteristik. Pertama, materi dalam ilmu Kimia banyak
yang bersifat abstrak/tidak bisa dilihat secara nyata. Kedua, ilmu Kimia merupakan penyederhanaan dari hal yang sebenarnya
sehingga kajian yang dilakukan terkadang sangat dangkal. Ketiga, ilmu Kimia
berurutan dan berkembang sangat cepat. Banyak penemuan dan ilmu baru yang
muncul setiap tahunnya yang membutuhkan kecermatan guru. Keempat, ilmu Kimia
tidak hanya sekadar memecahkan soal. Akan menjadi salah jika siswa belajar Kimia
tapi “dipaksa” mengerjakan soal Kimia bermatematika level tinggi yang akhirnya
sulit untuk siswa pecahkan. Kelima, materi
yang dipelajari dalam ilmu Kimia sangat luas. Waktu yang terbatas memaksa guru
untuk berpikir mengatur pembelajaran dapat berjalan dengan tuntas.
Sesuai dengan karakteristik ilmu Kimia di atas
maka sebagai guru kita sering mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Kimia
dalam hal penyampaian materi atau ketercapaian pembelajaran. Permasalahan ini
juga saya alami selama mengajar Kimia pada SMAN 1 Pahunga Lodu, Sumba Timur.
Atas permasalahan tersebut saya mencoba untuk mencarikan beberapa alternatif
pemecahan masalahnya yang saya rangkum sebagai berikut.
Pertama,
pembuatan Main Mapping (peta konsep). Main
mapping merupakan gambaran umum dari
keseluruhan materi yang akan dipelajari dalam satu pokok bahasan. Pembuatan main mapping oleh siswa membantu siswa
mengukur cakupan materi sebelum materi dikaji. Pada pembuatan main mapping hal pertama yang dilakukan
oleh siswa adalah membaca materi karena tanpa membaca tidak mungkin siswa mampu
membuat main map dari materi tersebut. Main
mapping membantu guru dan siswa mengetahui batasan materi yang akan dikaji.
Kedua,
pilihlah metode menghafal materi yang mudah dan menyenangkan. Misalnya ketika
menghafal unsur-unsur yang terletak pada golongan VIII A yang meliputi Helium(He), Neon (Ne), Argon (Ar),
Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn), unsur ini bisa dihafal dengan cara : Heran
– Nenek – Ari – Kriting – Xekali – Rambutnya. Atau banyak contoh lainnya. Cara
begini membuat menghafal itu lebih bermakna.
Ketiga,
hindari menuliskan rumus secara langsung tanpa menjelaskan konsep terlebih dahulu. Sadar atau tidak sadar kadang kita
tidak sabar untuk segera menuliskan rumus dari konsep yang akan dikaji.
Semisalnya mol = massa/massa molekul relatif. Tanpa penjelasan yang baik siswa
hanya akan menjadi bermain matematika sederhana yaitu bagi dan kali. Padahal
konsep satu mol menjelaskan bahwa zat yang memiliki massa sebesar Massa molekul
relatifnya. Hal ini sangat identik dengan satuan lusin. Di mana satu lusin
memiliki jumlah sebanyak 12 buah. Jika 24 buah maka berapa lusin? Saya yakin
tak ada siswa yang tak mampu menjawabnya, begitu juga dengan perhitungan mol
tadi.
Keempat, gunakan angka
perhitungan yang mudah tanpa mengurangi substansi soal yang akan dipecahkan. Dalam memecahkan soal hitungan Kimia,
siswa diminta untuk memadukan nalarnya untuk membuat soal menjadi sederhana.
Dengan bisa menyederhanakan soal maka siswa berarti sudah menyelesaikan satu
langkah penting dalam pengerjaan soal tersebut. Hal inilah yang menjadi inti
dari proses pemecahan soal yang dilakukan siswa. Jika angka yang diberikan
dalam soal sangatlah rumit maka siswa telah membuang nalarnya untuk menyederhanakan
soal tapi menghabiskannya untuk menyederhanakan angka-angka.
Kelima, eksperimen Kimia
tak perlu mahal. Dalam pembelajaran
konsep larutan misalnya siswa bisa diajak untuk membedakan mana larutan dan
mana bukan larutan dengan membandingkan dua percobaan yaitu memasukkan gula ke
dalam air dan satu lagi memasukan minyak ke dalam air. Konsep larutan adalah
campuran yang penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi. Lalu dari ekperimen itu
manakah yang termasuk larutan? Pasti sangat mudah bukan? Karena dengan
pengamatan siswa sudah tahu jika gula akan larut dalam air sehingga bisa
menyimpulkan air dan gula adalah larutan.
Keenam, guru harus
kreatif dan melek IPTEK. Perkembangan
ilmu Kimia tak bisa kita cegah tapi yang bisa kita lakukan adalah mengimbangi
kemajuan tersebut dengan mengikuti arus teknologi. Saat ini banyak sekali wadah
keilmuan yang di dalamnya mengandung konten edukasi yang sangat baik. Sebagai
guru Kimia kita bisa mendapatkan ilmu baru dari beberapa situs internet seperti
www.chem-is-try.org,
atau situs pencarian video animasi di www.youtube.com,
semuanya menyajikan informasi akurat yang kita bisa dapatkan asalkan kita mau.
Bagaimana dengan yang tidak bisa menggunakan teknologi? Saat ini sudah bukan
waktunya lagi kita untuk berjalan mundur ketika semua orang telah berjalan ke
depan.
Akhirnya kita paham
bahwa belajar Kimia itu mudah dan menyenangkan. Mengajar Kimia adalah konsep
yang sangat mirip dengan memasak yaitu mengenali bahannya, menyiapkan resepnya,
mengolah dengan baik dan menyajikan dengan menarik niscaya hasilnya juga
menjadi hal yang luar biasa.(*)
Sumber: arsip Media Pendidikan Cakrawala NTT
Post a Comment